SURABAYA KOTA PELABUHAN (‘SURABAYA PORT CITY’) Studi tentang perkembangan ‘bentuk dan struktur’ sebuah kota pelabuhan ditinjau dari perkembangan transportasi akibat situasi politik dan ekonomi dari abad 13 sampai awal abad 21

Authors

  • Samuel Hartono Faculty of Civil Engineering and Planning, Petra Christian University
  • Handinoto Handinoto Faculty of Civil Engineering and Planning, Petra Christian University

:

https://doi.org/10.9744/dimensi.35.1.88-99

Keywords:

surabaya, port city, development of transportation.

Abstract

From an obscure area by the banks of an estuary, which is later named Kalimas (Golden River), Surabaya, located in the coastal area of northern Java, developed into an important port in the Mojopahit era in the 14th century. Its geographically strategic position would then encouraged the Dutch colonial government in the 19th century to make it one of the primary ports in the long chain of gathering the farm produce from the whole area in the eastern Java and exporting them to Europe. This decision had resulted in transforming the 'shape and structure' of this town to become like a ribbon spreading from the northern area (the port) to the south (the plantation and farming areas). In the 20th century, besides being a traditional port by the banks of Kalimas River for the local people, Surabaya was also built into a trading port and the second largest navy port after Batavia. Its role as a port city has become very essential in supporting the trades specifically in the eastern part of Indonesia and generally in the whole Indonesia. Abstract in Bahasa Indonesia : Dari sebuah tempat yang tidak berarti, di tepi muara sungai kecil, yang kelak bernama Kalimas, Surabaya yang terletak di pesisir Utara P. Jawa, berkembang menjadi sebuah pelabuhan penting di jaman Mojopahit pada abad ke 14. Letak geografisnya yang sangat strategis membuat pemerintah kolonial Belanda pada abad ke 19, memutuskannya sebagai pelabuhan utama dari rangkaian terakhir kegiatan pengumpulan hasil produksi pertanian di ujung Timur P. Jawa untuk eksport ke Eropa. Keputusan ini mengakibatkan 'bentuk dan struktur' kota menjadi semakin seperti pita yang membentang dari Utara (arah pelabuhan) ke Selatan (arah pedalaman penghasil pertanian dan perkebunan). Pada abad ke 20, Surabaya di bangun menjadi pelabuhan dagang dan pelabuhan angkatan laut modern terbesar kedua setelah Batavia, disamping pelabuhan rakyat yang terletak di tepi Kali Mas. Pada abad awal ke 21 bentuk dan struktur kota Surabaya sudah mulai mencapai keseimbangan. Perannya sebagai kota pelabuhan semakin penting dalam dunia perdagangan di Indonesia bagian Timur pada khususnya dan Indonesia secara keseluruhan pada umumnya. Kata kunci: surabaya, kota pelabuhan , perkembangan transportasi.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2007-07-09

How to Cite

Hartono, S., & Handinoto, H. (2007). SURABAYA KOTA PELABUHAN (‘SURABAYA PORT CITY’) Studi tentang perkembangan ‘bentuk dan struktur’ sebuah kota pelabuhan ditinjau dari perkembangan transportasi akibat situasi politik dan ekonomi dari abad 13 sampai awal abad 21. Dimensi: Journal of Architecture and Built Environment, 35(1), 88-99. https://doi.org/10.9744/dimensi.35.1.88-99

Issue

Section

Articles